Posisi Ekonomi Indonesia


Pertumbuhan ekonomi adalah bagian penting dari pembangunan sebuah negara, bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting untuk menjelaskan bahwa suatu negara itu mampu secara finansial atau sejahtera. Keberhasilan tidak akan terlihat tanpa adanya hasil riil berupa pertumbuhan dari sesuatu yang dibangun oleh pemerintah di bidang ekonomi, begitu juga tanpa pertumbuhan ekonomi maka pembangunan suatu negara tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Pada kondisi ini, pertumbuhan ditandai dengan masuknya dana kedalam sistem ekonomi suatu negara.

Begitu juga dengan pengalaman Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini sesudah terjadinya masa krisis ekonomi pada tahun 1998. Kondisi tersebut bukan hanya merusak sistem ekonomi yang terbangun selama dekade sebelumnya tetapi juga aspek lain seperti politik, hukum, dan  pemerintahan. Kita dihadapkan pada banyak pilihan yang sebenarnya tidak mengijinkan kita memilih atas kehendak dan keinginan sendiri. Kondisi ini menandakan bahwa posisi tawar kita tidak menguntungkan baik secara internal maupun eksternal. Secara sederhana, Indonesia memerlukan dana dan dukungan finansial yang besar untuk bisa membangun kembali apa yang sudah hancur dan mempertahankan yang masih ada.

Sejumlah pemikiran untuk perbaikan pun sudah digulirkan, sampai akhirnya pemerintah mengambil pilihan untuk memberikan sebagian hak dan wewenang tersebut kepada lembaga-lembaga finansial internasional dan sejumlah negara lain. Sebenarnya apa yang dibutuhkan? Sederhana, Indonesia memerlukan ‘dana baru’ dalam bentuk investasi. Mengapa harus investasi? Karena secara perhitungan ekonomi saat itu Indonesia tidak mempunyai ‘saving’ atau tabungan untuk meredam gejolak ekonomi saat itu. Oleh karena itu, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan bantuan lembaga finansial internasional dan mengundang sejumlah investor untuk mulai menanamkan modalnya di Indonesia.

Lantas, bila sejumlah dana sudah bisa ditarik masuk ke dalam dan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi Indonesia sudah pulih, apakah hal itu sudah menjadi bukti bahwa kita sudah berada pada level yang aman? atau apakah status sebagai negara miskin/terbelakang sudah lepas dari kita? ternyata tidak demikian, karena sejumlah konsep mengatakan bahwa kesejahteraan sebuah negara tidak bisa hanya diukur dengan jumlah dana yang terserap, peningkatan GDP, atau kurs mata uang yang menguat, tetapi perubahan kehidupan masyarakatnya. Hal ini pun tidak bisa dinafikan.

Begitu pentingnya peran dan dukungan dari investasi terhadap kelanjutan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat disadari betul oleh pemerintah. Sebab sejumlah proyek infrastruktur membutuhkan dukungan dana yang besar, bukan hanya infrastruktur ekonomi tetapi juga infrastruktur bidang sosial dan kehidupan masyarakat. Peran serta dan dukungan non materiil pun dibutuhkan, di semua level pemerintahan pusat dan daerah, serta di semua level masyarakat kota dan pedesaan.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah perubahan dan perbaikan tidak hanya bisa digantungkan pada besarnya dana yang masuk tetapi juga kesiapan/kualitas internal. Peran pemerintah baik pusat maupun daerah sangat penting, ‘nilai jual’ daerah terhadap investor sangat ditentukan oleh kondisi daerah dan nasional. Kondisi yang dimaksud adalah kualitas SDM pemerintah, manajemen pelayanan, kualitas masyarakat, fasilitas dan kemudahan yang diberikan, serta stabilitas politik dan penegakan hukum. Sinkronisasi arah dan kehendak dari pemerintah pusat dan daerah pun mutlak diperlukan. Daerah dengan wewenang dan keinginannya pun tidak bisa dikesampingkan begitu saja, sebaliknya peran pemerintah pusat pun sebagai koordinasi sentral pun perlu ditegaskan kembali.

Refleksi Identitas Mahasiswa


Identitas mahasiswa telah tergadaikan kiranya menjadi ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kodisi kekinian mahasiswa. Identitas sebagai manusia berpendidikan menjadi kabur dan terselimuti nuansa hedonis, ketika kampus menjadi ruang untuk memamerkan keintiman dan kemapanan harta yang berlebelkan orang tua. Mahasiswa tak lebihnya hanya menjadi masyarakat fashion show.

Rutinitas kampus bagaikan ritual akademis untuk menunjukan ke eksisan diri. Gaya dan penampilan menjadi focus utama sementara intelektualitas merupakan bagian yang tergadaikan. Intelektualitas dikalangan mahasiswa dapat di ukur dari level Game Online yang di mainkanya. Diskusi, Organisasi dan Membaca teleh ter reduksi kedalam dunia virtual yang maya dan nyata, padahal ketiga komponen itulah yang menjadi pembentuk sikap skeptisme mahasiswa terhadap permasalahan bangsa. Sekarang mahasiswa skeptis menjadi barang langkah dan mahal harganya bagai mencari air di gurun sahara tetapi, tuk menemukan mahasiswa apatis tak perlu membuang waktu dan energy karena mahasiswa apatis dan pasir di laut jumlahnya tak jauh beda.

Mahasiswa disimbolkan sebagi agen perubahan (agent of change) adalah agen yang siap menjadi pahlawan perubahan menuju situasi kebangsaan yang lebih baik. Tetapi ada hal yang aneh dari Refleksi  symbol agen perubahan  pada kalangan mahasiswa khususnya dalam menyelesaikan problem bangsa. Jelan penelesaiaan yang selalu menjadi pilihan favorit adalah demonstrasi yang massif dan anarki mengatasnamakan rakyat, menciptakan kemacetan, menyuguhkan kekerasan, dan merusak fasilitas public tentu saja, mrupakan hal yang sama sekali tidak mencerminkan kemahasiswaanya. Bukanya menyelesaikan masalah malah menciptakan masalah baru. Inilah symbol iluminati jika kondisi kedirian mahasiswa belum dapat mencerminkaan symbol itu. seyogiyanya harus ada pemaknaan kembali tuk meluruskan identitas mahasiswa yang sebenarnya.

Jika di tinjau dari segi etimologis konsep MAHASISWA terdiri dari dua kata yakni Maha dan Siswa. Maha merupakan betuk akan kebesaran dan keaguang serta kemuliaan sasuatu, perpaduan antara maha dan siswa (yang merupakan pelajar), adalah paduan yang strategis dalam stratifikasi keilmuan. Keaguangan, kebesaran, dan kemuliaan yang terkandung dalam konsep mahsiswa harusnya menjadi dasar dalam menjalani kehidupan kemahasiswaan. Maksudnya, keaguangan intelektualitas, kebesaran visi dan kemuliaan ilmu lah yang akan mengantarakan mahasiswa pada makna keberadaan status yang melekat pada dirinya.

Ini merupakan generalisasi dari kondisi mahasiswa, mungkin terdengar subjektif dan naïf ketika yang menuliskan adalah seorang mahasiswa itu sendiri, tulisan ini merupakan bentuk retrospeksi diri atas status kemahasiswaan.

Wassalam……!!  
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html